watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DESAHAN EROTIK DIPERKOSA
<

Bermula
dari ajang kontes pemilihan putri, cewek seksi ini
menjadi finalis dalam ajang tersebut. Dari modal
itu, ia berfikir bahwa modal yang ia punya dapat
menjadikannya pengantar artis terkenal. Namun
sesaat melangkah kearah keterkenalan, ia menjadi
korban pemerkosaan nafsu birahi para pemuja
wanita cantik seksi. Tubuh bugil dan telanjangnya
menjadi santapan untuk dinikmati dalam adegan
pemerkosaan seks mesum itu. Tak hentinya
bagaimana vagina dan payudaranya dinikmati
beberapa orang sebagai syarat artis terkenal.
Inilah cerita lengkap cerita dewasa mesum
Pemerkosaan artis cantik seksi sebagai syarat
terkenalnya.
“Tante…Eni berangkat dulu yah”, pamit Eni kepada
tantenya. Begitulah Eni, yang memiliki nama
lengkap Anggraeni Agustina mengawali
aktifitasnya di pagi hari ini. Jam menunjukkan
pukul 6 tepat saat Anggraeni meninggalkan
rumah tantenya tempat dimana dia menumpang
hidup. Anggraeni Agustina, gadis berusia 18
tahun adalah seorang finalis Pemilihan Putri
Indonesia 2010. Gadis cantik jelita ini
penampilannya tidaklah kalah dengan gadis-gadis
lainnya, terbukti dalam kontes itu dia terpilih
sebagai juara favorit. Baju-baju yang dikenakan
Anggraeni selalu modis, dengan mengambil
ukuran baju yang body fit atau ketat sehingga
menonjolkan keindahan lekuk-lekuk tubuh
Anggraeni, dada yang menonjol pinggulnya yang
ramping serta pantatnya yang padat menambah
nilai tersendiri bagi keindahan tubuh gadis ini.
Wajahnya yang putih bersih selalu dipoles
dengan kosmetik sehingga nampak semakin
cantik apalagi ditambah dengan senyuman yang
selalu tersungging ramah dari bibirnya yang
sensual itu, Anggraeni bukan saja seorang gadis
yang cantik tetapi juga ramah. Hari ini Anggraeni
memenuhi tawaran Frans, seorang photografer,
yang kemarin menghubunginya untuk
pemotretan model sebuah baju karya seseorang
perancang busana. Sebetulnya Anggraeni agak
malas untuk memenuhi panggilan itu karena dia
masih memiliki kegiatan lainnya yang setumpuk.
Namun kebetulan jadwal pemotretan yang
ditawarkan itu adalah pagi hari maka setelah
dipikir-pikir tidak ada salahnya untuk memenuhi
panggilan sang photografer itu, thoh juga itung-
itung untuk menambah pengalaman dan
pergaulan pikirnya.
Singkat cerita, sampailah sang putri ini ditempat
pemotretan yaitu sebuah rumah besar yang
terletak disebuah kawasan antara Jakarta dan
Bogor. Areal disekitar rumah itu agak sepi dan
jauh dari keramaian, mungkin sebagai seseorang
yang berjiwa seni Frans memerlukan tempat
tinggal yang tenang seperti ini pikir Anggraeni.
Setelah memarkirkan mobil sedannya Anggraeni
memasuki halaman rumah tersebut, tak lama
kemudian keluarlah sosok lelaki bertubuh tinggi
besar, kepalanya plontos wajahnya dengan
wajah khas orang chinesse. “Ah ini dia Putri
Indonesia yang pertama kali berjilbab, selamat
datang….”, sambut lelaki itu. Dengan senyum
ramah dia kemudian memperkenalkan dirinya
“Perkenalkan saya Frans alias Aliong, kamu boleh
panggil saya Frans atau Aliong…”, ujar lelaki itu
dengan tersenyum.
“Saya Anggraeni….”, balas Anggraeni sambil
menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
“Oouuhh…cantik nian kamu Anggraeni…
tanganmupun mulus sekali”, ujar Frans sambil
menyambut uluran tangan Anggraeni.
Dan…“CUP….” sebuah kecupan bibir Frans tiba-
tiba mendarat dipunggung tangan Anggraeni,
membuat Anggraeni agak terkejut karena baru
kali ini diperlakukan bak seorang putri dari daratan
eropah. “Mari silahkan masuk” Frans
mempersilahkan Anggraeni memasuki rumah
sang fotographer itu. Sesampainya didalam
Anggraeni tertegun melihat suasanya didalam
rumah itu, ruangannya besar-besar namun gelap
dan sepi, seperti rumah yang tidak berpenghuni.
“Pemotretannya dimana mas…”, Tanya
Anggraeni. “Mari kita kedalam…”, ajak Frans
mempersilahkan Anggraeni berjalan melalui
lorong-lorong gelap didalam rumah tersebut.
“Gimana tawaran pembayarannya ?”, Tanya
Frans sambil berjalan memandu Anggraeni. “
Masih 500.0000 rupiah pershot kan ?”, balas
Anggraeni.
“Iya…iya…kamu akan saya ambil 5 shot aja koq
dan masih ada tip-nya, jadi jumlah yang akan
kamu terima nanti akan lebih banyak dari jumlah
yang kamu perhitungkan”, jawab Frans sambil
tersenyum melirik Anggraeni. Dan tibalah mereka
disebuah ruangan dibagian belakang rumah
tersebut, ruangan tersebut nampaknya sudah di
set-up untuk pemotretan. Ukurannya tidak terlalu
luas hanya sebesar 10 x 10 meter dan terdapat
sebuah sofa besar untuk sarana pemotretan dan
sebuah bilik untuk berganti baju. “Ini dia studio
pemotretannya, silahkan masuk Anggraeni”.
“Terimakasih mas… Tapi pemotretannya jangan
lama-lama yah mas soalnya aku mau ada
interview dengan majalah Femina”, ujar
Anggraeni. “Beres…semua udah diatur”, balas
Frans. ” Nah, Anggraeni ini baju yang musti
kamu kenakan untuk pemotretan ini”, ujar Frans
sambil menyodorkan sebuah gaun panjang.
“Bajunya cuman ini aja mas dan saya ngga perlu
di make-up lagi mas ?” Tanya Anggraeni. “Nda
perlu…wajah kamu udah cantik koq, nda perlu
make-up lagi, baju untuk pemotretan ya cuma itu
aja” ujar Frans. “Sekarang kamu silahkan ganti
baju diruangan itu” Frans menunjuk satu bilik
kecil didalam ruangan itu. Beberapa menit
kemudian Anggraeni keluar dengan busana
panjang berwarna merah tua dipadukan dengan
jilbab merah muda. Bahannya terbuat dari sutera
tipis dan ukurannya ketat menjadikan tubuh
Anggraenipun terlihat sexy. “Waw cantik
sekali….”, Frans terpesona dengan kemolekan
tubuh Anggraeni. “Duduk di sofa itu”, perintah
Frans sambil menutup pintu kamar pemotretan
itu. “Koq sendirian aja sih mas ?”, Tanya
Anggraeni Frans hanya diam saja, dia nampak
sibuk menyetel kameranya “Ok mulai
berpose….”, Dan kilatan-kilatan blits mulai
memancar didalam ruang itu mengiringi
pemotretan Frans, Anggraeni pun berganti-ganti
gaya diatas sofa itu. Tidak ada setengah jam,
pemotretanpun usai. “Selasai…!” Frans
mengacungkan jempolnya. “Hihihi…engga terasa
udah selesai ya mas….”, ucap Anggraeni sambil
bangkit dari sofa.
“Tunggu dulu, jangan bergerak dari sofa”, ujar
Frans Wajah Frans tiba-tiba berubah menjadi
serius, digantinya kamera yang menggantung di
treeport dengan sebuah handycam. Kemudian
Frans bersiul beberapa kali seperti memberi tanda
sesuatu. “Lho…ada apa lagi mas…? Koq masang
handycam segala ?” Tanya Anggraeni yang mulai
kebingungan. “Masih ada satu lagi yang ingin gue
ambil dari kamu”, kata Frans. Anggraenipun
terkejut sambil bertanya “Apa mas…?”. “Sebuah
adegan….yang bakal membuat kamu lebih
terkenal daripada sekedar putri-putri-an”, balas
Frans sambil memasukkan film didalam
hadycamnya. Belum lagi hilang rasa bingung
didalam diri Anggraeni tiba-tiba masuklah
beberapa orang lelaki kedalam ruangan itu. “Ah ini
dia, jagoan-jagoan kita…” ujar Frans sambil
tersenyum. “Anggraeni, perkenalkan ini lawan
main kamu didalam adegan nanti.
Yang tinggi besar berambut botak ini namanya
Ayung, yang kurus dan berambut gondrong ini
namanya Anang dan yang berbadan tegap dan
kekar ini namanya Zola”. “Siapa mereka ? mau
apa mereka ? mas mau adegan apa lagi ?” Tanya
Anggraeni yang mulai gugup melihat suasana
yang tidak menguntungkan itu. “Anggraeni, gue
sebenarnya mau bikin Blue Film alian BF alias
Bokep dan kamu adalah pemeran utamanya !”,
Frans menjelaskan. Sontak penjelasan Frans ini
membuat diri Anggraeni bagai tersambar petir,
dia mulai sadar bahwa dirinya telah dijebak oleh
Frans. “Tenang…tenang kamu tetap akan kami
bayar Anggraeni, tapi setelah film ini laku…” lanjut
Frans. “Themanya tergantung dari kamu…kalo
kamu rela bersedia disyuting kita bisa pilih tema
perselingkuhan saja, sepeti antara bos dan
karyawannya.
Tetapi…kalo kamu menolak syuting ini, yaaah…
terpaksa mau tidak mau thema yang aku pilih
adalah PEMERKOSAAN…hahahaha….”. Wajah
Anggraeni nampak menjadi pucat pasi, hatinya
menjadi ciut, aliran darahnya serasa berhenti
mendengar penjelasan Frans tadi. “Tidak…tidak…
aku tidak sudi….!!”, teriak Anggraeni sambil
bangkit dari sofa seraya berlari menuju pintu
untuk meninggalkan ruangan itu. Namun belum
lagi tangan Anggraeni menyentuh handle pintu
tiba-tiba sebuah tangan kekar dan besar milik Zola
dengan cekatan memegang tangan Anggraeni.
“Ahh..lepaskan…lepaskan aku…kalian bajingan
setan semua !!!”, Anggraeni menjerit-jerit sambil
berontak mencoba melepaskan tangannya dari
cengkraman tangan Zola. “AHA…jelaslas sudah
berarti thema film kita adalah PEMERKOSAAN !”,
teriak Frans sambil menghidupkan
handycamnya.
“Kita langsung mulai saja pengambilan
gambarnya…”. “Action….mulai !!!!”, perintah Frans
sambil menghidupkan kameranya dan
mengarahkan ke adegan Zola yang tengah
meringkus Anggraeni. “Hebat sungguh hebat,…
kejadiannya sangat alami…benar-benar ini akan
menjadi sebuah filem pemerkosaan yang hebat”,
ujar Frans sambil terus membidikkan
kamerannya kearah pergumulan antara Zola dan
Anggraeni. “Lepaskan…lepaskan saya….”, teriak
Anggraeni sambil meronta-ronta. Tubuh
Anggraeni diseret ketengah ruangan oleh Zola
serta Anang yang kemudian datang membantu.
Anggraeni tiada henti meronta-ronta dan berteriak
menyumpah-nyumpah serapah namun dua
orang lelaki kekar itu dengan mudah mematahkan
perlawanan Anggraeni. “Tenang
sayangku….kamu akan jadi terkenal”, ujar Anang
sambil menyeret Anggraeni.
Kemudian Zola dan Anang meletakkan tubuh
Anggraeni ke sofa, Anang yang mengambil posisi
dibelakang sofa memegangi kedua tangan
Anggraeni dengan kuat. Sementara Zola
memegangi kedua kaki Anggraeni. Ayung, sang
lelaki botak yang sedari tadi hanya mengamati
kejadian diruangan itu dengan senyum-senyum
simpul mulai melepaskan pakaiannya hingga
telanjang bulat. Bentuk tubuh lelaki berusia 40-an
ini jelek sekali sejelek roman mukanya. Ayung
adalah seorang sex maniak sejati. Perutnya buncit
badannya penuh dengan tatto, dan yang
mengerikan dia memiliki sebuah penis yang
berukuran besar yang sepertinya sangat terlatih
didalam mengaduk-aduk lubang kemaluan
wanita. Perlahan-lahan dihampirinya tubuh
Anggraeni yang meronta-ronta ketakutan,
Anggraeni sangat menyadari akan apa-apa yang
bakal terjadi terhadap dirinya.
“J…ja..ngan paakk…jjangann..perkosaa
saya…”,pinta Anggraeni dengan suara yang
tergetar. Apalah arti dari permintaan itu,
dihadapan para lelaki yang telah kerasukan setan
itu Anggraeni ibaratnya hanyalah seonggok
daging mentah yang siap dimangsa oleh anjing-
anjing budukan yang kelaparan. Dengan santai
tangan Ayung menjamah tubuh Anggraeni,
diremasnya kedua buah payudara Anggraeni.
seketika tubuh Anggraeni menggeliat sebagai
tanda penolakan atas perlakuan lelaki kurang ajar
ini. Tangan-tangan Ayung mulai melucuti pakaian
Anggraeni, gaun panjang yang dikenakan
Anggraeni sangatlah mudah untuk dilepas bagai
menguliti buah pisang saja. Sekali tarik saja gaun
yang melilit ditubuh Anggraeni itu terlucuti.
“Waaahh…indah sekali tubuhmu sayang…”, bisik
Ayung sambil menyeringai.
Diberinya kesempatan kepada Frans untuk
membidikkan kamera hendycam-nya keseluruh
tubuh Anggraeni yang hanya dibalut bh dan
celana dalam warna putih serta jilbab yang masih
menutupi rambutnya. Airmata mulai meleleh
membasahi wajah ayu Anggraeni keringat dingin
mengucur deras membasahi tubuhnya yang
indah itu. Ketegangan dan kengerian luar biasa
menyelimuti sang juara favorit Putri Indonesia ini.
Matanya terpejam erat tubuhnya bergetar disaat
kembali tangan-tangan Ayung menyentuh
tubuhnya. Tangan trampil Ayung kemudian
beraksi kembali dengan melepaskan bh yang
dikenakan Anggraeni. Sesaat kemudian apa yang
ada didada Aninda menjadi pusat perhatian dari
para lelaki itu, mereka pun berdesah kagum atas
keindahan dua gundukan buah dada Aninda itu.
Ukurannya tidak besar tetapi proporsional dengan
tubuh Aninda dan kencang. Dengan tangan-
tangan kasarnya diraihnya kedua gundukan
payudara itu oleh Ayung. Diusap-usap dan
diremas-remas….dengan sesekali dipilin-pilinnya
kedua puting yang berwarna merah muda itu.
Karuan saja ini membuat tubuh Anggraeni
menggeliat-geliat, mulutnya sesekali menganga
mengeluarkan desahan-desahan. Puas
mempermainkan payudara Anggraeni kedua
tangan Ayung merayap turun kearah pinggung
dan akhirnya dengan sekali tarikan dia melorotkan
celana dalam putih Anggraeni. Suasana diruangan
itupun semakin erotis, empat pasang mata
kembali terbelalak tertuju ke sebuah gundukan
indah di selangkangan sang putri. Sebuah
kemaluan wanita yang benar-benar terawat,
bersih dengan susunan rambut kemaluan yang
berjajar rapih mengelilingi liang kemaluannya.
Anggraeni terisak-isak menangis tubuhnya seolah
pasrah menerima keadaan namun matanya
masih terpejam erat. “Oh sang putri
cantik….,beberapa hari yang lalu aku lihat engkau
berdiri tegar disebuah panggung pemilihan Putri
Indonesia.
Aku masih ingat kau mengucapkan bahwa kau
adalah satu-satunya Putri Indonesia yang
berjilbab. Aku sangat mengagumimu, tak
kusangka kini kau berada didepanku….aku siap
mewujudkan impianku untuk menikmati
tubuhmu”, ujar Ayung sambil mengusap-usap
kemaluan Anggraeni. “Ja..jangann…pakkk…
ammpunnn…jangann…”, pinta Anggraeni sambil
menagis. Tiba-tiba tubuh Anggraeni mengejang…
mulutnya menganga seperti mengucap huruf A,
rupanya jari tengah Ayung bagai cacing tanah
menyeruak masuk kedalam bibir vagina
Anggraeni. “Aaaahhhh…..”, Anggraeni menjerit
ketika jari tengah Ayung itu mulai menusuk-
nusuk kemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat
bagai cacing kepanasan sementara keringatnya
terus mengucur deras membasahi tubuhnya
yang masih memancarkan harum wewangian
bunga melati itu. CEP…CEP…CEP…begitulah suara
yang keluar dari selangkangan Anggraeni akibat
dari cairan kewanitaan Anggraeni yang dengan
derasnya mengucur keluar akibat dikobel-kobel
oleh jari tengan Ayung.
Mata Anggraeni terpejam begitu pula dengan
mulutnya yang tertutup rapat berusaha menahan
rintihan-rintihan yang akan keluar dari mulutnya.
Berdasarkan pengalaman Ayung, inilah cara yang
sering dipakai Ayung untuk menguras tenaga dari
sang gadis pada saat memperkosa gadis itu. Dan
setelah tenaga gadis tersebut habis terkuras maka
dia dapat dengan mudahnya menyetubuhi gadis
tersebut tanpa perlawanan yang berarti lagi.
Beberapa saat lamanya jari tengah Ayung
mengocok-ngocok liang vagina Anggraeni
sampai akhirnya badan Anggraeni terlihat
melemah, wajahnya memerah menahan rasa
ngilu dikemaluannya.
Setelah mencabut jari tengah Ayung dari liang
vagina Anggraeni, Ayung merapatkan wajahnya
ketubuh Anggraeni tepatnya dibagian
selangkangan Anggraeni. Kini lidahnya yang
mulai bermain, masih dengan obyek sasaran
selangkangan Anggraeni. Lidah Ayung mulai
menyapu-nyapu gundukan jembut vagina
Anggraeni, dijilat-jilatinya bagian tubuh yang
amat pribadi bagi Anggraeni itu. “Aaakkhhh….”
mulut Anggraeni menganga badannya
menegang keras ketika lidah Ayung masuk dan
menjilati liang vaginanya.
“Ssshhh…eeehhh…aaahhh….hhhmmmhh….”,
Anggraeni merintih-rintih tubuhnya menggeliat-
geliat semakin keras akibat lidah Ayung yang
terus menjilat-jilat liang kemaluannya dengan
rakus. Puas menikmati kemaluan Anggraeni kini
Ayung dengan lidah yang masih terjulur
menyapu tubuh Anggraeni hingga sampai
dibagian dada. Kembali lidah Ayung bergerilya
didua bukit indah Anggraeni itu, kali ini dibantu
dengan kedua tangannya yang ikut meremas-
remas keduaaa payudara itu. Dijilat-jilat, dihisap-
hisap, digigit-gigit kedua payudara indah yang
malang itu oleh mulut Ayung yang rakus itu
hingga memerah warnanya. Setelah itu serangan
berganti sasaran lagi, kini wajah Ayung telah
sejajar dengan wajah Anggraeni yang
membuang muka dari tatapan wajah Ayung.
Diraihnya kepala Anggraeni yang masih
mengenakan jilbab itu dan dipalingkannya wajah
Anggraeni hingga berhadapan dengan wajahnya.
“Hhhhhmmmm…hhmmmppp”, Anggraeni
gelagapan ketika bibir Ayung mendarat dibibir
Anggraeni.
Dengan rakusnya dikulumnya bibir Anggraeni
yang merah mereka itu. Lama Ayung menikmati
bibir Anggraeni, dikecup-kecup bibir gadis cantik
itu, dikulum-kulum dengan sesekali memainkan
lidahnya didalam rongga mulut Anggraeni.
Anggraeni nampak semakin gelagapan karena
kehabisan nafas, betapa tidak ada sekitas 30 menit
lamanya Ayung mencumbu bibir Anggraeni.
Terkuras sudah tenaga Anggraeni oleh perlakuan
yang diterimanya, apalagi Ayung seolah tak mau
memberi ruang nafas kepada Anggraeni.
Anggraeni menghela nafas panjang ketika Ayung
memberi kecupan terakhir dibibirnya, setelah itu
Ayung berdiri. Nafas Anggraeni mendesah-desah
tak karuan antara nafas kelelahan dan nafas
kengerian bercampur baur menjadi satu, keringat
ditubuhnya deras mengucur membasahi tubuh
indahnya yang masih harum mewangi itu.
Tubuh telanjang Anggraeni itu tergeletak lunglai
diatas sofa, dadanya kembang kempis meraup
udara mengisi oksigen ditubuhnya yang habis
terkuras sementara matanya masih terpejam
erat. Ayung kembali menganbil posisi dan
merapat ketubuh Anggraeni. Direntangkannya
kedua kaki Anggraeni selebar bahu dan setelah itu
tiba-tiba…..”Aaaaakkkhhhhhhh……..”, Anggraeni
melengking histeris, matanya yang terpejam
seketika menjadi terbelalak ketika dirasakan
olehnya sebuah benda keras berotot menusuk
lobang vaginanya. Ya, batang penis Ayung yang
sedari tadi tegak gagah mengacung mulai
melakukan penetrasi. Batang penis itu mulai
menunjukkan kegarangannya di kemaluan
Anggraeni, dengan perlahan-lahan mulai
menyusup masuk keliang vagina Anggraeni.
“Ooooogghhhh…..sss…
ssakkitt…..aaaaakkhhh…” ,Anggraeni menggeliat-
geliat menahan rasa sakit diselangkangannya.
Sebuah mahkota kehormatan yang selama ini
dijaga dan dirawat secara baik dan akan
dipersembahkan kepada seseorang pria
pilihannya kelak pada malam pertama setelah
menikah ternyata pada saat ini tengah dikoyak
oleh seseorang yang sama sekali bukan idaman
atau tambatan hatinya bahkan tidak dikenalnya.
Mata Anggraeni merem melek mengeiringi
geliatan tubuhnya yang semakin keras, tapi
Anang yang sedari tadi memegangi tangan
Anggraeni masih cukup kuat untuk
mengatasinya. Ayung yang menindih tubuh
Anggraeni terus berusaha melesakkan batang
kemaluannya didalam liang vagina Anggraeni
untuk merobek selaput keperawanannya. Tangan
kiri Ayung memegangi batang kemaluannya
untuk membantu menekan penisnya kedalam
liang itu dan tangan kanannya menekan pinggul
Anggraeni agar dibagian itu tidak terlalu banyak
bergerak. Dan akhirnya mengucurlah darah segar
dari liang kemaluan Anggraeni, pertanda bahwa
Ayung berhasil membobol keperawanan
Anggraeni. “Aaaaaaahhhh…..”, Anggraeni
mengerang keras airmatanya kembali mengucur
deras dari sudut-sudut matanya, matanya
terbelalak menengadah kearah langit-langit kamar
yang menjadi saksi akan hilangnya sebuah
keperawanan dari sang putri cantik itu.
Sejenak Ayung membiarkan batang kemaluannya
terbenam keseluruhannya didalam liang vagina
Anggraeni, dinikmatinya kehangatan dinding-
dinging liang vagina Anggraeni yang berdenyut-
denyut itu. “Ohh..nikmat sekali kau….”, desah
Ayung sambil mengatur posisinya diatas tubuh
Anggraeni kedua tangan Ayung memegangi
pinggang Anggraeni yang ramping itu. Mulailah
kemudian Ayung menggenjot tubuh Anggraeni,
dipompanya batang kemaluannya keluar masuk
didalam liang vagina Anggraeni secara perlahan-
lahan penuh dengan perasaan. Sambil
menyetubuhi Anggraeni dinikmatinya wajah
Anggraeni yang meringis-ringin serta tubuhnya
yang bergetar, sejenak kemudian gelora nafsu
Ayungpun semakin memuncak wajah Anggraeni
yang sedemikian rupa memancing birahi Ayung
untuk lebih agresif. Ayung mulai mempercepat
irama persetubuhannya atas Anggraeni
“Aaakkhh….oohhh…ooouuhh…ooohhh…
ooouugghhh. ..” Anggraeni merintih-rintih seiring
dengan gerakan tubuh Ayung yang memompa
kemaluannya keluar masuk diliang vaginanya.
Gerakannya semakin lama semakin cepat sampai-
sampai tubuh Anggraeni terbanting-banting,
Ayung pun mulai merintih-rintih mengiringi
rintihan dan desahan yang keluar dari mulut
Anggraeni, rintihan mereka berdua bersaut-
sautan menggema didalam ruang itu dan tentu
saja kamera Frans tidak melewatkan adegan ini.
Beberapa menit kemudian Ayung nampaknya
akan berejakulasi, tubuhnya menegang keras
serta kepalanya menegadah keatas dan
“CCRROTT….CCCRRROTT…CCRROOOTT…”, cairan
putih kental kemudian muntah dari batang penis
Ayung mengisi liang vagina Anggraeni hingga
meluber keluar. “Aaaahhhhhh….”, Ayung
melolong , tubuhnya mengejan menikmati
puncak kenikmatan yang tiada tara itu. Entah
Anggraeni gadis yang keberapa yang telah
berhasil dikoyak keperawanannya. Setelah
menyemburkan tetes terakhir didalam liang
vagina Anggraeni, tubuh Ayung melemas tinggal
nafasnya saja yang berderu-deru berpacu
dengan nafas Anggraeni yang terdengar
bercampur dengan isak tangisnya.
Ayungpun bangkit dari tubuh Anggraeni,
dicabutnya batang penis dari lobang vagina
Anggraeni. Puas sudah Ayung melampiaskan
nafsu syahwatnya di tubuh Anggraeni. Entah apa
yang terjadi kemudian, tidak ada dalam hitungan
menit Zola tiba-tiba telah berdiri dihadapan tubuh
Anggraeni yang lunglai tergeletak disofa tanpa
sehelai pakaianpun yang melekat ditubuhnya
kecuai jilbabnya yang masih melilit dikepalanya.
Rupanya dia sudah mengantri sedari tadi,
tubuhnya hitam legam berotot begitupun dengan
batang kemaluannya yang sudah mengacung
dengan gagahnya. Tanpa memberi kesempatan
buat Anggraeni untuk beristirahat Zola langsung
menindih tubuh Anggraeni. Dikulumnya bibir
Anggraeni dengan ganas, sementara itu kedua
tangannya mulai sibuk meremas-remas kedua
payudara gadis yang malang itu. “Hhhmmm…
cup…mmmpphh…mmmmhh…
cup..cup..mmmph h..”, suara desahan
Anggraeni terdengar bercampur dengan bunyi
kecupan-kecupan yang berdecak-decak.
“Ooookkhhh…..”, suara Anggraeni melengking
tubuhnya yang kembali tersentak akibat liang
kemaluannya mulai dijejali kembali dengan
batang kemaluan yang kali ini milik Zola.
Dalam sekejap tubuh Anggraeni mulai digenjot,
hentakan demi hentakan dari gerakan
persetubuhan mengiringi desahan-desahan
lembut yang keluar dari mulut Anggraeni
“Ooohhh…ooohh…eegghh…hhooohhh…
oouuhhh…”. Keringat mebanjiri kedua tubuh
yang berlainan perasaan itu, dimana yang satu
dengan penuh gairah yang membara terus
melampiaskan birahinya kepada lawannya
sementara yang satu lagi dengan perasaan putus
asa dan tubuh lemah, pasrah menerima penetrasi
dari sang lawan. Beberapa menit kemudian
kembali liang vagina Anggraeni dibanjiri oleh
cairan-cairan sperma yang meluap hingga
membasahi kedua pahanya. Zola meregang
menggelinjang merasakan butir-butir kenikmatan
menjalar disekujur tubuhnya, tubuhnya
kemudian melemah lunglai. Tibalah kini giliran si
rambut gondrong, Anang. Lagi-lagi rintihan-
rintihan Anggraeni mulai menggema diruangan
itu, tubuhnya kembali diperkosa disetubuhi oleh
lelaki yang berumur 40-an ini. Setengah jam
sudah Anang menyetubuhi Anggraeni hingga
akhirnya kembali cairan-cairan kental itu mengisi
rongga kemaluan Anggraeni.
Anggraeni lemas tubuhnya dibasahi oleh
keringatnya bercampur dengan keringat-keringat
para lelaki yang memperkosanya tadi sementara
selangkangannya penuh dengan cairan-cairan
kental hingga kepahanya. Frans sang kameramen
rupanya tak mau ketinggalan, dia nampak ingin
melakukan adegan penutup dari filem ini. Setelah
menyerahkan kamerenya kepada Zola kemudian
dia melepaskan baju yang dikenakannya hingga
telanjang bulat. Tubuh lelaki yang berkulit kuning
langsat itu nampak dipenuhi dengan hiasan tatto,
sebuah kalung salib emas terlihat melintang
dilehernya. Wajahnya menyeringai melihat tubuh
Anggraeni yang tergeletak lemah diatas sofa.
“Sekarang giliranku….”, ujarnya. Anggraeni hanya
bisa menatap Frans dengan tatapan mata yang
sendu. Lelaki yang juga aktifis partai politik yang
lambang partainya berwarna dasar ungu ini
nampak dengan gagahnya berdiri dihadapan
tubuh Anggraeni.
Dengan sebuah lap yang telah dibasahi, Anang
membersihkan selangkangan Anggraeni yang
tadinya penuh dengan cairan-cairan yang
mengental dan kering. “Ok kamera siap bos”, ujar
Zola sambil mengambil posisi serta mengaktifkan
kameranya. “Silahkan tancap bos….”, ujar Anang
setelah membersihkan tubuh Anggraeni. Frans
mulai action. Diraihnya tubuh Anggraeni yang
lemah tergeletak di sofa. “Ayo sayang kita main
lagi…. Ini akan menjadi filem yang hebat”, bisik
Frans sambil membopong memindahkan tubuh
Anggraeni kelantai. Diterlungkupkan tubuh
Anggraeni, setelah itu diangkatnya pinggang
gadis itu hingga posisinya seperti orang yang
sedang bersujud. Frans mengambil posisi
dibelakang tubuh Anggraeni. Nafas Anggraeni
terdengar tersengal-sengal tubuhnya bergetar
disaat tangan Frans mengelus-elus punggung
Anggraeni yang halus dan lembut itu. “Kulitmu
halus sekali dan putih bersih, kau cantik
Anggraeni…., pasti kau tak mau kalau
kupersunting menjadi istriku. Makanya kita
lakukan saja ini seperti suami istri ya…”, rayu
Frans.
Kedua tangan Frans kemudian memegang
pinggang Anggraeni.
“Aaaaaakkkkhhh……..ooouuuuuhhhh…..”,
sekonyong-konyong Anggraeni melolong keras,
tubuhnya yang tadi lemas bersujud seketika
langsung menegang keras, kepalanya
mendongak keatas disertai dengan matanya yang
terbelalak. Rupanya Frans mulai melesakkan
batang kemaluannya kedalam anus Anggraeni.
Frans menyodomi Anggraeni. BLESSSS…dalam
waktu yang relatif singkat penis Frans tertanam
seluruhnya didalam anus Anggraeni. Setelah itu
Frans mulai dengan gerakan menyodok-nyodok
kemaluannya didalam anus Anggraeni.
“Oogghh….oohh…aagghh….”, Anggraeni
menjerit-jerit kesakitan dengan tubuh
menggelepar-gelepar dan mulut yang menganga
sementara Frans dengan sekuat tenaga terus
menyodomi Anggraeni. “Wah rapet sekali bo’ol
kamu Anggraeni, rasanya enaaakkk…”, ujar Frans
sambil terus menyodomi Anggraeni.
Tubuh Anggraeni semakin lunglai lemas, keringat
dingin mengucur deras kembali membasahi
tubuhnya. Setelah puas menyodomi Anggraeni.
Frans mencabut penisnya dan setelah itu
langsung membalikkan tubuh Anggraeni hingga
terlentang. Frans mengarahkan penisnya kewajah
Anggraeni dan setelah itu penis Frans yang besar
dan perkasa itu disumpalkan didalam mulut
Anggraeni. “Hhmmmppp…..”, Anggraeni kembali
tersentak disaat Frans berusaha melesakkan
penisnya didalam rongga mulut Anggraeni.
Namun apa dayanya tubuhnya telah lemas
setelah sekian kali digenjot rame-rame. Anggraeni
hanya pasrah disaat kemaluan Frans masuk
kedalam mulutnya. Kedua tangan Frans
memegang erat kepala Anggraeni yang masih
berjilbab itu, kemudian digerakkannya kepala
Anggraeni naik turun untuk mengurut-urut
batang penisnya didalam rongga mulut
Anggraeni. “Waww..lembut sekali mulutmu,
dingin sekali rasanya….aahhh…nikmaattt…”, desah
Frans yang sangat menikmati perkosaan itu.
Namun tidak demikian dengan Anggraeni,
dengan nafasnya yang tersengal-sengal dia
terpaksa mengulum batang kemaluan Frans,
mulutnya terlihat penuh dijejali kemaluan Frans
sampai-sampai kedua pipinya menggelembung
akibat batang penis Frans yang besar itu menjejali
mulutnya. “Ooookkhh…haaahhhhkkhh…”, Frans
mengejang keras, wajahnya menyeringai
menengadah kelangit-langit ruangan itu,
tubuhnya bergetar ketika dia berejakulasi
memuntahkan cairan-cairan sperma didalam
rongga mulut Anggraeni. “HHmmmppphh…
mmmhhh….”, Anggraeni berusaha melepaskan
diri namun sia-sia kedua tangan Frans dengan
kuatnya memegang kepala Anggraeni.
CRRROOTT…CCRROOT…batang penis Frans terus
memuntahkan sperma didalam mulut Anggraeni
mengalir deras membasahi tenggorokannya
hingga meluber keluar disela-sela bibir Anggraeni
yang masih disumpal oleh batang kemaluan
Frans. “Aaahhh…nikmat sekali”, Frans mendesah
lega.
Dicabutnya batang penisnya dari mulut
Anggraeni, seketika itu Anggraeni terbatuk-batuk
dan seperti akan muntah, mulutnya penuh
dengan cairan kental sperma bercampur dengan
airliurnya sendiri sesekali cairan itu mengalir
keluar dari sela-sela bibirnya membasahi pipinya.
Belum puas seratus persen, Frans kembali
mengambil posisi diatas tubuh Anggraeni dia
akan menyetubuhi gadis itu. Ditekuknya kedua
kaki Anggraeni hingga bagian paha menyentuh
dada. “Uuugghh….”, Anggraeni mendesah pelan,
mulutnya meringis ketika vaginanya kembali
diterobos batang kemaluan lelaki. Frans mulai
menyetubuhi Anggraeni. Mulut Anggraeni hanya
mengeluarkan desahan-desahan lemah,
tubuhnya lungalai dan lemas bak seonggok
daging tak bertulang ketika dia harus terbanting-
banting dan tersodok-sodok akibat perkosaan
yang Enikukan oleh Frans.
Dengan tenaga yang masih perkasa Frans terus
menyetubuhi Anggraeni hingga akhirnya
berejakulasi untuk yang kedua kalinya. Tubuh
Frans menggelinjang nikmat menghantar
semburan-semburan sperma yang kembali
memenuhi liang vagina Anggraeni. Kemudian
kedua tubuh itupun jatuh lemas tak berdaya, deru
nafas mereka berpacu membahana mengakhiri
adegan pembuatan filem porno itu.
Anggraenipun kemudian tak sadarkan diri. Rasa
puas didalam diri Frans tak bisa dilukiskan, filem
yang bertemakan pemerkosaan ini pastilah akan
laris manis karena bintangnya adalah seorang
Juara Harapan Putri Indonesia. Segera kawanan
crew pembuatan filem itu membereskan
peralatan mereka dan merapikan diri. Waktu
menunjukkan pukul 12 siang, merekapun
meninggalkan ruangan itu dan pergi
meninggalkan tubuh Anggraeni yang masih
tergeletak tak beradaya, rumah itupun kembali
sunyi sepi.


Adult | GO HOME | Exit
1/3710
U-ON

inc Powered by Xtgem.com